Pergeseran Pedoman Vaksin Hepatitis B: Yang Perlu Diketahui Orang Tua

14
Pergeseran Pedoman Vaksin Hepatitis B: Yang Perlu Diketahui Orang Tua

Perubahan terbaru terhadap rekomendasi vaksinasi hepatitis B oleh komite penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran di kalangan orang tua dan profesional medis. Komite tersebut, yang baru-baru ini dibentuk kembali dengan anggota baru, telah beralih dari praktik yang sudah ada selama beberapa dekade, dan mengubah pedoman untuk vaksinasi bayi baru lahir. Rekomendasi baru ini menyarankan untuk menunda atau melewatkan dosis vaksin untuk bayi lahir kecuali ibu tersebut dinyatakan positif mengidap hepatitis B atau statusnya tidak diketahui. Pergeseran ini menimbulkan pertanyaan mengenai kesehatan masyarakat dan potensi peningkatan angka infeksi.

Ilmu Pengetahuan Dibalik Dosis Kelahiran

Selama lebih dari 30 tahun, vaksin hepatitis B telah diberikan secara universal kepada bayi baru lahir dalam waktu 24 jam setelah kelahiran. Praktik ini sangat efektif, mengurangi infeksi hepatitis B kronis hingga 99%. Virus ini dapat menyebabkan komplikasi parah, termasuk sirosis, gagal hati, dan kanker hati, yang memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun kurang dari 20%. Vaksinasi melindungi terhadap risiko-risiko ini, terutama karena risiko infeksi kronis menurun seiring bertambahnya usia.

Rekomendasi Baru: Pendekatan yang Rumit

Pedoman yang diperbarui kini merekomendasikan vaksinasi hanya saat lahir jika ibu terinfeksi atau statusnya tidak pasti. Jika hasil tes ibu negatif, vaksinasi disarankan untuk ditunda setidaknya selama dua bulan, tanpa dasar ilmiah yang jelas. Komite juga mengusulkan pengujian antibodi setelah dosis pertama, sehingga menambah kerumitan dan biaya yang tidak perlu. Perubahan-perubahan ini mengasumsikan akses universal terhadap perawatan dan tes kehamilan, yang tidak realistis bagi banyak keluarga.

Mengapa Ini Penting: Penularan dan Risiko Komunitas

Hepatitis B dapat menyebar melalui permukaan yang terkontaminasi dan kontak rumah tangga, yang berarti bahkan pembawa virus yang tidak menunjukkan gejala pun dapat menularkan virus tersebut. Sekitar 10% infeksi terjadi di luar penularan dari ibu ke anak. Mengurangi tingkat vaksinasi pasti akan meningkatkan risiko wabah dan membuat lebih banyak orang, terutama anak-anak, terkena infeksi.

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Berdasarkan bukti yang ada, para ahli merekomendasikan untuk terus meminta vaksin hepatitis B untuk bayi baru lahir dalam waktu 12-24 jam setelah kelahiran. Pendekatan ini tetap merupakan cara paling aman dan efektif untuk melindungi terhadap komplikasi jangka panjang. Vaksin ini memiliki catatan keamanan yang terbukti, dan menunda atau melewatkannya akan menimbulkan risiko yang tidak perlu. Rekomendasi baru ini menambah kompleksitas, potensi biaya, dan trauma pada masa-masa yang sudah penuh tekanan bagi orang tua baru.

Pergeseran pedoman tampaknya melemahkan konsensus ilmiah selama beberapa dekade dan dapat menurunkan tingkat vaksinasi secara keseluruhan. Mempertahankan dosis saat lahir adalah pendekatan yang paling mudah, efektif, dan berbasis bukti untuk mencegah infeksi hepatitis B.