Pemotongan Hibah NIH Mengganggu Ratusan Uji Klinis, Berdampak pada Lebih dari 74,000 Pasien

14

Pengurangan dana dari National Institutes of Health (NIH) telah menyebabkan terganggunya 383 uji klinis yang melibatkan lebih dari 74.311 pasien, menurut analisis terbaru yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine. Pemotongan ini, yang diterapkan pada pemerintahan sebelumnya, telah menghentikan penelitian penting di berbagai disiplin ilmu kedokteran, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai konsekuensi jangka panjang terhadap perawatan pasien dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Pemotongan Dana dan Dampak Langsungnya

Antara tanggal 28 Februari dan 15 Agustus, pengurangan dana NIH memaksa penghentian atau penundaan berbagai penelitian yang sedang berlangsung. Secara khusus, 118 uji coba kanker, 97 uji coba penyakit menular, dan 140 uji coba pengobatan baru terkena dampaknya. Pemotongan ini berasal dari perubahan kebijakan yang memprioritaskan keselarasan dengan perintah eksekutif dan prioritas baru NIH, yang menyebabkan penangguhan pendanaan secara tiba-tiba.

Para peneliti di Harvard Medical School, yang dipimpin oleh Vishal R. Patel, Michael Liu, dan Anupam B. Jena, mengidentifikasi gangguan ini dengan memeriksa database NIH ExPORTER. Analisis mereka menunjukkan bahwa setidaknya 3,5% dari uji klinis yang dijadwalkan untuk menerima pendanaan selama periode ini terkena dampaknya, meskipun jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi ketika penilaian selesai pada tanggal 15 Agustus.

Peran Penting Uji Klinis

Uji klinis sangat penting untuk mengevaluasi keamanan dan kemanjuran intervensi medis, mulai dari pengobatan yang sudah ada hingga terapi eksperimental. Bagi banyak pasien, terutama mereka yang memiliki kondisi parah atau langka, partisipasi dalam uji klinis mungkin merupakan satu-satunya akses mereka terhadap pengobatan mutakhir. Mengganggu uji coba ini dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk, terutama bagi individu yang menghadapi penyakit yang mengancam jiwa.

Bayangkan seorang pasien kanker yang pengobatan standarnya gagal, dan mengandalkan uji klinis sebagai upaya terakhir. Penghentian persidangan secara tiba-tiba dapat menghilangkan satu-satunya harapan mereka.

Beyond Trial Disruption: Konsekuensi Sistemik

Konsekuensinya tidak hanya dirasakan oleh masing-masing pasien. Pemotongan dana hibah menciptakan ketidakstabilan dalam lembaga penelitian, memaksa mereka mengambil keputusan sulit terkait penempatan staf dan alokasi sumber daya. Para peneliti mungkin terpaksa memberhentikan personel, mengganggu tim yang sudah ada dan menunda kemajuan di masa depan. Bahkan jika pendanaan kemudian dipulihkan, membangun kembali uji coba yang terhenti—merekrut pasien baru, melatih kembali staf, dan menjadwal ulang sumber daya—adalah proses yang memakan waktu dan mahal.

Selain itu, efek riaknya melampaui uji klinis itu sendiri. Pendanaan NIH mendukung spektrum penelitian yang luas, termasuk studi laboratorium, investigasi epidemiologi, dan pemodelan komputasi. Semua bidang ini saling berhubungan: kemajuan di satu bidang sering kali bergantung pada kemajuan di bidang lain.

Implikasi Jangka Panjang dan Pemantauan di Masa Depan

Meskipun sekitar 36% uji coba yang terganggu berhasil diselesaikan, penundaan tersebut masih menimbulkan dampak yang signifikan. Waktu pemotongan ini, yang bertepatan dengan Hari Relaksasi Nasional, menggarisbawahi dampak buruknya terhadap para peneliti dan pasien.

Cakupan keseluruhan kerusakan masih belum jelas, karena analisis ini hanya berfokus pada uji klinis. Penelitian di masa depan harus menilai konsekuensi yang lebih luas di seluruh proyek yang didanai NIH. Komunitas ilmiah dan pembuat kebijakan harus memantau dengan cermat tren pendanaan untuk memastikan bahwa penelitian medis yang penting tidak dikompromikan secara sewenang-wenang, karena keterlambatan dalam upaya penyelamatan jiwa dapat mengakibatkan penderitaan dan kematian yang dapat dicegah.