Banyak orang yang mempunyai teman atau anggota keluarga yang mengidap gangguan penggunaan alkohol (AUD) ingin membantu, namun tanpa sengaja mengatakan hal-hal yang merugikan. Bahkan menggunakan istilah “peminum alkohol” dan bukan “seseorang dengan gangguan penggunaan alkohol” dapat berdampak buruk, karena dapat membawa stigma dan meremehkan fakta bahwa AUD adalah kondisi kesehatan yang dapat diobati.
Kata-kata yang kita pilih penting. Artikel ini menguraikan lima hal umum yang tidak boleh diucapkan kepada penderita AUD, dan apa yang harus dikatakan. Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan, mendorong komunikasi terbuka, dan menghindari melanggengkan stereotip yang merugikan.
“Minummu Sepertinya Tidak Seburuk Itu, Mungkin Kamu Hanya Perlu Menguranginya”
Pernyataan ini meminimalkan keparahan kondisi. Penderita AUD mungkin bisa melakukan aktivitas sehari-hari – memiliki pekerjaan, membesarkan keluarga – namun bukan berarti masalahnya tidak nyata. AUD ada dalam spektrum tertentu, dan berasumsi bahwa ada seseorang yang berada pada spektrum yang tidak terlalu parah adalah hal yang meremehkan.
Sebaliknya, katakan: “Saya perhatikan Anda sedang membicarakan beberapa tantangan terkait alkohol. Jika Anda terbuka untuk itu, saya menemukan beberapa sumber yang mungkin bisa membantu.”
“Kenapa Tidak Bisa Berhenti Saja?”
Pertanyaan ini menyiratkan bahwa pemulihan hanyalah masalah kemauan keras, mengabaikan faktor biologis dan psikologis kompleks yang berperan. AUD adalah suatu kondisi medis yang mengubah fungsi otak, sehingga sangat sulit untuk dihentikan meskipun ada konsekuensi negatifnya. Ini bukan kegagalan pribadi.
Sebaliknya, katakan: “Saya mungkin tidak mengerti persis apa yang Anda alami, tapi saya peduli dengan Anda dan ingin mendukung Anda. Apa yang bisa saya bantu?”
“Kamu Tidak Peduli Pada Siapa Pun atau Apa Pun Selain Alkohol”
Tuduhan ini mengabaikan alasan mendasar mengapa seseorang beralih ke alkohol. AUD sering kali berasal dari masalah yang lebih dalam seperti trauma, gangguan kesehatan mental, atau rendahnya harga diri. Mengatakan kepada seseorang bahwa mereka “tidak peduli” hanya akan menambah rasa malunya dan memperkuat siklus negatif.
Sebaliknya, katakan: “Mengatasi kecanduan itu sangat sulit. Aku mencintaimu dan menginginkan yang terbaik untukmu. Beri tahu aku bagaimana aku bisa mendukungmu melalui pemulihan.”
“Tidak bisakah kamu minum sekali saja?”
Bahkan jika seseorang dengan AUD tampaknya mampu bersikap moderat, menyarankan agar mereka “hanya memiliki satu” bisa jadi merupakan tindakan yang tidak sopan dan berbahaya. Bagi banyak orang, berhenti minum satu gelas hampir mustahil. Menciptakan lingkungan yang mendukung di mana mereka merasa nyaman untuk mengatakan tidak sangatlah penting.
Sebaliknya, ucapkan: “Apa yang bisa saya buatkan untuk Anda minum? Kami punya banyak pilihan, termasuk air soda, soda, jus, atau kopi. Beri tahu saya apa yang Anda sukai.”
“Kamu Tidak Terlihat Seperti Pecandu Alkohol”
Komentar ini menyiratkan bahwa ada penampilan atau perilaku “alkohol” tertentu, yang melanggengkan stereotip dan meminimalkan perjuangan orang tersebut. Penderita AUD sudah menghadapi rasa bersalah dan malu; menyiratkan bahwa mereka tidak “melihat” bagian tersebut membuat pengalaman mereka tidak valid.
Sebaliknya, ucapkan: “Terima kasih telah menceritakan apa yang Anda alami. Saya bangga dengan keberanian Anda. Jika saya mengatakan sesuatu yang tidak mendukung, beri tahu saya.”
Intinya
Saat mendukung seseorang dengan AUD, empati dan komunikasi terbuka adalah kuncinya. Hindari pernyataan menghakimi yang memperkuat rasa malu dan meminimalkan kondisi tersebut. Bahasa yang mendukung menumbuhkan kepercayaan dan mendorong pemulihan.
Berkomunikasi tanpa menghakimi adalah cara paling efektif untuk menunjukkan dukungan dan mendorong diskusi.
Sumber daya:
* Mayo Clinic: Gangguan Penggunaan Alkohol
* Institut Nasional Penyalahgunaan Alkohol dan Alkoholisme: Memahami Gangguan Penggunaan Alkohol
