Bisakah Antihistamin yang Dijual Bebas Membantu Meringankan Gejala IBS?

41

Ada hubungan tak terduga yang muncul antara obat alergi yang dijual bebas dan pereda sindrom iritasi usus besar (IBS). Meskipun mungkin terdengar aneh, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa antihistamin—yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengatasi pilek dan bersin—dapat menawarkan cara baru untuk mengatasi nyeri usus dan kembung yang terkait dengan IBS.

IBS mempengaruhi sekitar 45 juta orang di Amerika Serikat, dan secara tidak proporsional berdampak pada perempuan. Gangguan umum ini muncul dari masalah komunikasi rumit antara otak dan sistem pencernaan. Gejala berkisar dari ketidaknyamanan ringan hingga pengalaman yang melemahkan, seringkali memerlukan penyesuaian pola makan atau pengobatan untuk mengendalikan gejala.

Bagaimana Antihistamin Dapat Membantu?

Antihistamin secara tradisional bekerja dengan memblokir histamin, bahan kimia yang dilepaskan oleh tubuh selama reaksi alergi. Tindakan ini mengurangi gejala alergi klasik seperti pilek, mata gatal, dan batuk. Tapi ceritanya tidak berakhir di situ.

Penelitian terbaru menunjukkan hubungan antara peningkatan kadar histamin di usus dan tingkat keparahan IBS. William J. Bulsiewicz, ahli gastroenterologi dan penulis “Fiber Fueled”, menjelaskan bahwa kerusakan jaringan usus yang umum terjadi pada IBS sering kali menyebabkan peningkatan sensitivitas terhadap histamin. Sensitivitas yang meningkat ini menyebabkan peradangan yang memperburuk gejala IBS.

Ketika histamin berinteraksi dengan reseptor saraf di usus yang disebut TRPV1, hal itu memicu sinyal rasa sakit. Penelitian telah menunjukkan bahwa memblokir interaksi histamin-TRPV1 ini dapat mengurangi nyeri perut secara signifikan pada individu dengan IBS. Khususnya, sebuah penelitian yang melibatkan ebastine (antihistamin yang tidak tersedia di AS) menunjukkan pengurangan rasa sakit yang luar biasa pada peserta dengan IBS selama periode 12 minggu. Meskipun ebastine tidak mudah diakses di AS, pilihan umum yang dijual bebas seperti diphenhydramine (Benadryl), loratadine (Claritin), dan cetirizine (Zyrtec) bekerja melalui mekanisme serupa dan berpotensi memberikan bantuan bagi beberapa penderita IBS.

Pertimbangan Penting:

Meskipun temuan ini menjanjikan, penting untuk diingat bahwa antihistamin saat ini belum disetujui FDA untuk mengobati IBS. Sebelum memasukkannya ke dalam rencana perawatan Anda, konsultasikan dengan dokter Anda. Seperti semua obat, antihistamin memiliki potensi efek samping yang meliputi:

  • Mulut kering
  • Mengantuk
  • Kegembiraan
  • Visi berubah
  • Nafsu makan menurun

Selain Antihistamin: Strategi Lain untuk Mengelola IBS

Mengatasi IBS sering kali melibatkan pendekatan multifaset yang melampaui pengobatan.

  • Kekuatan Serat: Meningkatkan asupan serat makanan sangat penting untuk mengelola gejala IBS secara efektif. Usahakan untuk mengonsumsi 22 hingga 34 gram serat setiap hari, secara bertahap tingkatkan asupan Anda untuk menghindari kembung dan gas. Serat larut yang ditemukan dalam makanan seperti kacang-kacangan, buah-buahan (terutama apel), oat, dan sayuran mendorong pertumbuhan bakteri menguntungkan usus, memulihkan keseimbangan yang sehat dalam sistem pencernaan Anda.

  • Hidrasi adalah Kuncinya: Asupan air yang cukup sangat penting untuk pergerakan serat yang efisien melalui saluran pencernaan.

  • Diet Rendah FODMAP: Diet khusus ini melibatkan pembatasan karbohidrat tertentu yang dapat difermentasi (FODMAP) yang sulit diserap dan dapat memicu gejala IBS pada individu yang sensitif. FODMAP terdapat dalam makanan seperti apel, asparagus, kacang-kacangan, kubis, produk susu, sirup jagung fruktosa tinggi, dan produk gandum/gandum hitam. Berkonsultasi dengan dokter Anda tentang uji coba diet rendah FODMAP yang diawasi dapat membantu menentukan pemicu spesifik IBS Anda.

Kesimpulan: Meskipun antihistamin mungkin tampak seperti pengobatan IBS yang tidak konvensional, penelitian baru menunjukkan bahwa antihistamin dapat meredakan gejala nyeri. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum bereksperimen dengan pendekatan ini. Ingatlah bahwa mengelola IBS secara efektif sering kali melibatkan kombinasi strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, termasuk modifikasi pola makan dan panduan medis yang dipersonalisasi.